Minimnya Lowongan CPNS untuk Perawat Gigi dan Perawat Umum

Kenapa lowongan CPNS untuk formasi perawat gigi dan perawat umum baik di pemda maupun pusat saat ini terlihat tak sebanyak dulu, mungkin banyak para lulusan baru yang sangatlah banyak di Indonesia ini bertanya. Kenapa sedikit sekali lowongan di dunia kerja sebagai pegawai negeri. Yang memang masih menjadi dambaan bagi mereka yang kuliah di DIII Keperawatan umum maupun gigi. Jawabannya sudah tegas dijawab oleh pemerintah, karena moratorium membuat Pemda dan pusat tidak bisa lagi memberikan formasi yang banyak seperti dulu. Sebagian daerah juga sudah tidak mampu berkutik karena hampir 60 % s.d 70% untuk membayar pegawainya.

Wahh memang sangat disayangkan padahal lulusan sekolah kesehatan bisa dibilang suangat banyak apalagi saat ini tiap kota sudah punya perguruan tinggi mencetak tenaga kesehatan. tentu ini menjadi PR bagi pemerintah dan juga organisasi profesi masing-masing. Bagaimana mereka bisa memikirkan para calon pencari kerja yang nantinya mau tidak mau akan bergelut di dunia swasta. Gaji perawat sendiri sebagai tenaga terdidik belumlah diharga di kancah klinik swasta. 

Gaji kadang dibawah UMR dan dibawah buruh pabrik. Padahal sama sama lembur namun gaji perawat gigi dan umum masih sangat jauh dari kata pantas.

minimnya lowongan kerja untuk perawat umum dan gigi terutama formasi cpns pusat dan pemda

Ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan kepada pemerintah dan juga organisasi profesi yaitu dengan memberikan standart gaji bagi perawat di setiap kota, sehingga tidak akan ada lagi perawat swasta memiliki gaji dibawah UMR atau pihak swasta yang seenaknya sendiri menggaji karyawannya. Ini merupakan soluis terbaik bagi dunia kesehatan kita. Jangan biarkan negara ini mencetak lulusan yang sekiranya tidak bermanfaat

Mengkritik Era Kartu (Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar) Ala Bpk Presiden Jokowi

Sebagai rakyat kecil tentu bertanya tanya, apa sih kartu indonesia sehat itu, lantas apa bedanya dengan kartu BPJS yang rakyat semua saja masih belum tau juga. Saya rasa sebagai pengamat (cie cie.., sok pinter ni ceritanya) hehe. saya sendiri juga sangat menyayangkan beredarnya kartu ini yang berkesan lebih ke manuver politik alias, biar pemerintah kelihatan bekerja dan juga punya inovasi. Tapi jika kita lihat lebih dalam sebenarnya program ini pun sudah ada sebelumnya dan mungkin niatnya disempurnakan oleh pemerintah jokowi JK. Namun sayangnya dengan menelurkan banyak kartu ini bukanlah solusi yang brilian. Kenapa tidak e-ktp kemarin sudah menjadi suatu kemajuan tersendiri karena setiap warga negara dibuatkan satu nik untuk satu orang. Nah sekarang malah dibikin kartu lagi. Bisa bisa dompet penuh dengan kartu namun penggunaannya kurang maksimal.

kritik kartu indonesia sehat, pintar, dll

Misalkan, ini hanya sekedar usul buat penguasa negeri ini, dimana kartu indonesia sehat dll sebangsanya ini di integrasikan dengan kartu ektp. jadi satu kartu untuk semua, toh disitu jika data dimasukkan benar kelihatan NIK tiap penduduk yang pastinya berbeda. Ga perlu repot bikin kartu baru dengan harga mahal, maksimalkan e-ktp saja lah. ektp dilengkapi barcode untuk mendeteksi apakah orang ini pantas mendapatkan jaminan kesehatan dari negara, atau bisa digunakan untuk menabung, dll. Bagi anak sekolah yang atau belum usia ktp diberikan kartu sejak lahir dikeluarkan bersama akte. Tentu akan lebih simple dan tidak banyak biaya buat kartu. 

Gagap sungguh gagap negeri ini, semua tidak dipersiapkan secara matang, dan lebih terlihat mencari muka seolah-olah memikirkan rakyat. Kita sebagai rakyat kecil hanya bisa menonton saja. dan ikuti arus. BBM mau naik ya monggo kita hanya bisa pasrah.